Kamis, 28 Februari 2013

Sejarah Pulau Komodo


SEJARAH PULAU KOMODO


SEJARAH

Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.

SEJARAH KOMODO  

Komodo adalah reptil darat terbesar di dunia. Hewan ini termasuk hewan yang terancam punah karena hewan ini merupakan hewan endemik. Endemik berarti, hewan ini hanya hidup di wilayah tertentu. Komodo hanya hidup di sebuah pulau yang bernama Pulau Komodo, Indonesia. Komodo termasuk jenis hewan karnivora, hewan ini memiliki bentuk lidah yang agak memanjang dan bercabang dua pada ujungnya mirip lidah ular. Penelitian menunjukkan bahwa ujung lidah yang bercabang ini berfungsi untuk “mengecap” makanannya. Hewan ini biasanya membuat sarang di bawah tanah.
Komodo merupakan hewan yang sangat unik karena ia memiliki dua cara untuk bereproduksi. Pertama, dengan cara fertilisasi (pembuahan) diantara komodo jantan dan komodo betina. Cara ini merupakan cara reproduksi seksual. Cara kedua adalah dengan melalui “Parthenogenesis”. Cara ini membuat seekor komodo betina menjadi hamil tanpa melalui proses pembuahan. Akan tetapi, “parthenogenesis” mengakibatkan semua telur yang dilahirkan melalui “parthenogenesis” akan menjadi komodo yang selalu berjenis kelamin jantan. “Parthenogenesis” diperkirakan berfungsi untuk mencegah kepunahan komodo.
Banyak orang mengatakan, komodo adalah kerabat dekat dari dinosaurus. Hal ini dilihat dari ditemukannya fosil-fosil dari jenis dinosaurus tertentu yang menunjukkan kemiripan struktur tubuh dengan komodo. Diperkirakan komodo merupakan salah satu dari berbagai “fosil hidup” dan saksi sejarah atas kepunahan dinosaurus. Jika hal ini benar, kemungkinan besar, sistem reproduksi parthenogenesis inilah yang menyebabkan bertahannya spesies ini dari ancaman kepunahan. Sekarang, jumlah populasi komodo sangat kecil, dan spesies ini telah tercatat sebagai salah satu dari ratusan spesies hewan yang terancam punah.

TAMAN NASIONAL KOMODO 

Taman Nasional merupakan penangkaran insitu yang digunakan untuk melindungi suatu spesies yang terancam punah. Salah satu contohnya adalah Taman Nasional Komodo. Di Taman Nasional ini terdapat suatu spesies yang sangat dilindungi dari kepunahannya. Komodo telah lama menjadi binatang yang sangat dilindungi, ini disebabkan sedikit sekali yang masih hidup di bumi ini. Hewan ini hanya terdapat di Kepulauan Flores, Nusa Tenggara, Indonesia. Sedangkan pulau yang paling banyak dihuni oleh hewan ini dinamakan Pulau Komodo. Hewan yang menyerupai kadal besar ini digolongkan hewan yang nyaris punah dengan jumlah populasi kurang dari 4.000 ekor. Maka pada tahun 1980 telah disepakati untuk membentuk suatu kawasan konservasi dalam bentuk Taman Nasional Komodo di Pulau tersebut dan beberapa pulau kecil lain disekitarnya.

Awal mula sejarah ditemukannya Komodo berawal dari dokumentasi yang berada di Museum Zoologi Bogor yang dilakukan oleh orang Belanda dengan melakukan perburuan di Pulau Komodo. Hasil penelitiannya tersebut kemudian dipublikasikan pada tahun 1912. Tidak beberapa lama kemudian berita tantang Komodo ini cepat tersebar ke seluruh dunia. Mereka melakukan ekspedisi ilmiah untuk melakukan penelitian di Pulau Komodo. Berikut merupakan data dari Loh Liang, tentang sejarah Komodo:
  • 1911 Penemuan Komodo oleh J.K.H Van Steyn
  • 1912 Pemberian nama ilmiah Varanus Komodoensis oleh P.A. Owens
  • 1912 SK. Sultan Bima tentang perlindungan Komodo
  • 1926 SK. Pemda Manggarai perlindungan Komodo
  • 1930 SK. Residen Flores perlindungan Komodo
  • 1931 Komodo Tercantum dalam daftar satwa yang mutlak dilindungi dalam UU Perlindungan binatang liar
  • 1938 Pembentukan Suaka Marga Satwa P. Rinca dan P.Padar
  • 1965 Pembentukan Suaka Marga Satwa P. Komodo
  • 1980 Pembentukan Taman Nasional Komodo
  • 1991 Penunjukan sebagai Warisan alam dunia oleh UNESCO
  • 1992 Komodo sebagai satwa nasional kepres No.4 Tahun 1992
Pada tahun 2000, rencana pimpinan Taman Nasional Komodo diakui oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. The Nature Conservancy (TNC), lembaga swasta masyarakat lingkungan yang terbesar di Amerika Serikat, dan pedagang yang berasal dari Malaysia, Feisol Hashim, akan menguasai Taman Nasional Komodo selama 25 tahun. Mereka mau melindungi lingkungan setempat dengan hasil turisme yang akan diperbaiki.

sumber : http://cerita-indonesian.blogspot.com/2012/07/sejarah-pulau-komodo.html

Kisah Putri Duyung



Tersebutlah seorang raja laut yang ditinggalkan oleh permaisurinya. Maka hidupnya hanya ditemani oleh enam orang putrinya dengan diasuh oleh seorang neneknya.
Neneknya membuat perraturan, bahwa hanya jika sudah berusia lima belas tahun cucunya boleh muncul ke permukaan laut melihat dunia manusia.
“Kenapa harus begitu, Nek?” tanya seorang cucunya.
“Begitulah, agar kalian nampak cantik dilihat oleh manusia di daratan,” jawab neneknya.

Waktu pun berlalu. Satu perrsatu putri-putri itu tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik. Namun diantara putri-putri cantik itu yang paling cantik adalah Puteri Duyung bungsu.
Ombak akan tenang bilamana Puteri Duyung muncul ke permukaan laut.
Pada suatu hari Putri Duyung bungsu muncul di permukaan laut. Dilihatnya sebuah perahu semakin mendekatinya. “Alangkah tampannya penumpang perahu itu. O, yang itu lebih tampan lagi,” katanya kepada dirinya sendiri setelah dekat dengan perahu. Dia memang heran, karena penumpang yang dianggapnya paling tampan adalah Putra seorang raja.
Tiba-tiba cuaca berubah menjadi buruk. Angin taufan menyambar-nyambar perahu. Perahu jadi oleng. Dan akhirnya perahu itu tenggelam. Melihat kecelakaan tersebut Putri Duyung sangat kasihan kepada Putra Raja. Ditolongnya pemuda itu. Dalam keadaan pingsan Putra Raja diletakkan di tepi pantai, sedang dia sendiri kembali pulang kedasar laut.
Tapi sulit bagi Putri Duyung untuk melupakan wajah yang tampan itu. Maka dia menceritakannya kepada kakak-kakaknya apa yang telah dialaminya. Kakak-kakaknya tertawa memperolok.
“Pantas saja kau jadi pemurung kini,” kata salah seorang kakaknya.
Karena amat rindu kepada Putra Raja, Putri Duyung ingin pergi ke permukaan laut. Ingin menjumpai Putra Raja. Sebenarnya neneknya melarang agar jangan sekali-kali menjumpai Putra Raja, karena ekor Putri Duyung sangat buruk dan tak disukai oleh manusia. Namun Putri Duyung tetap berkemauan keras. Dia pergi kepada Pesihir.
“Aku bisa menolongmu, kau berkaki cantik asal suaramu boleh kuminta,” kata Pesihir.
“Baiklah,” jawab Putri Du¬yung.
“Minumlah obat ini jika kau sudah sampai di permukaan laut,”Putri Duyung mengangguk.
Sesampainya di permukaan laut, obat dari Pesihir itu diminumnya. Seketika itu juga dia pingsan. Tapi setelah siuman Putri Duyung melihat disampingnya telah duduk Putra Raja dengan tersenyum. Alangkah bahagia hati Putri Duyung. Tapi sayang ketika Putra Raja yang tampan menanyakannya, Putri Duyung tak bisa bersuara. Dia ingat bahwa suaranya telah diberikan kepada Pesihir. Dengan begitu Putra Raja seolah hanya berhadapan dengan seorang gadis cantik tetapi bisu. Kecewalah hati Putra Raja. Menangislah Putri Duyung ketika Putra Raja meninggalkannya. Dia pun jadi putus asa. Kemudian dia mencebur ke laut pulang ke istana ayahnya. Dia sangat malu kepada manusia. Itulah maka Putri Duyung selalu mengelak dari pandangan manusia. ***